Menulis Untuk Mengapresiasi Diri Sendiri

Setiap kali menulis, saya selalu memikirkan efek yang akan berdampak dari tulisan saya. Itulah alasan kenapa saya hanya mengangkat fakta-fakta yang sering terjadi di lingkungan masyarakat. Bukan semata-mata saya sok jago nulis. Tapi nyatanya, menulis adalah membahasakan yang tidak sempat diucapkan. Kepala kita terlalu kecil untuk menyimpan data dan memori kehidupan yang banyak. Maka, lewat tulisan, saya selalu membuka memori-memori itu, menuangkan pada kata demi kata, kalimat demi kalimat, sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Menulis adalah bagian dari diri saya. Ia seperti padi, yang tumbuh dengan sendirinya lalu berisi dengan banyaknya. Begitulah awal mula belajar nulis. Satu dua kali awal menulis, saya belum merasa sempurna, tiga kali hingga seterusnya pun saya rasa begitu. Namun, dari kesalahan di setiap part itu, saya menemukan kebaikan menuju kesempurnaan. Saya tidak pernah berfikir tentang tepuk tangan ataupun apresiasi. Karena menulis adalah sunyi, tanpa hal semacam itu ...