Tahun Baru Lagi, Ada Mimpi Baru?



Pertanyaan ini sering kali menghantaui tidur malam. Dalam dada sesak. Ingin tenggelam di laut terdalam. Pertanyaan yang saya rasa tidak punya jawaban. Tidak ada sama sekali.

Mengapa tidak punya jawaban?. Entahlah, saya juga tidak tahu kenapa pertanyaan ini menghantam inamjinasi saya saat menulis tulisan ini.

Bicara soal tahun baru, tentu tidak terlepas dari bepergian. Ada yang ke pantai. Ada yang ke gunung. Ada yang ke pelukan mantan. Siapa tau.

Bepergian tidak selalu sendiri. Selalu butuh teman ataupun partner yang bisa diandalkan. Itu semua dilakukan guna menunjang bahagia tahun baru.

Namun, bahagia tahun baru tidak selalu dirasakan oleh semua orang. Ada sebagian yang merasa biasa-biasa saja. Atau sepi sekalipun.

Orang-orang ini menjadi alasan kenapa saya buat tulisan ini. Meskipun banyak yang tidak setuju karena tahun baru identik dengan keramaian.

Tapi, apa boleh buat. Semua itu tergantung bagaimana kita menjalaninya. Toh juga tidak merugikan orang lain.

Kita lanjut ke inti tulisan ini. Kembali kepada apa yang sering terjadi pada saat tahun baru. Saya rasa hari-hari adalah baru. Tinggal saja bagaiman mengubah angka tahun.

Untuk diri sendiri, tentu banyak harapan untuk tahun yang baru. Meski hanya sekedar hayalan, tapi siapa tau terjadi. Yah, begitulah harapan.

Kata orang, mimpi itu gratis, tinggal pilih yang paling mahal. Tapi apa boleh buat jika ditampar kenyataan yang lari diluar jalur rencana kita?

Semua rencana kita, semua mimpi baru itu, semua Doa, semua harapan yang baru kita serahkan pada Tuhan. Dia maha tahu.

Kita cuma manusia tumpangan. Yang diberi nafas. Yang sering salah. Yang berdosa. Yang pemabuk. Yang suka bicara orang. Yang iri dengki, Yang kuat maki. Yang kuat darah tinggi.

Marilah di penghujung tahun ini kita buang semuanya. Biarkan mimpi baru itu tumbuh di antara rumput kebahagiaan. Rumput sanubari yang membawa berkah.

Saya kira itu saja. Kita tutup sama-sama tulisan ini dengan duka cita tahun baru. Selamat tahun baru untuk kamu manusia kuat. Manusia luar biasa yang sudah bertarung. Melawan hampanya dunia.

….………….

||Mok,Manggarai Timur-Selamanya||

Komentar