Renungan Kehidupan Vs Kenyataan



Jangan pernah takut pada kenyataan. Buat apa?
Kenyataan itu adalah kehidupan. Jalani saja. Tak perlu meminta lebih.

Beberapa orang mungkin akan merasa sedikit pada apa yang ia dapat. Ya, mungkin ia bermimpi menjadi sempurna. Tapi buat apa?

Kalau pada akhirnya kehidupan ini adalah kematian, buat apa manusia berjuang hingga mati-matian.

Toh kita juga bukan siapa-siapanya Tuhan. Kita sama. Sama punya segalanya atas apa yang Tuhan berikan.

Makanya jangan tanam sifat kekurangan dalam diri. Kita hanya perlu bersyukur atas apa yang kita punya. Jangan merasa selalu kurang.

Lantas sampai kapan kebahagiaan itu akan menemui kita? Nah, bicara soal kebahagiaan dalam hidup. Tentu tidak lari jauh dari pencapaian kita.

Tetapi terkadang banyak orang yang merasa kurang bahagia jika tak memiliki segalanya. Kadang lihat tetangga punya barang mahal, hati menjadi iri dengki.

Disinilah letak ketidakbahagiaan kita sebagai manusia biasa. Karena kita tak memiliki barang tersebut. Mulailah ide-ide kotor muncul.

Memotong bisnis tetangga tersebut atau apalah yang membuat mereka tidak nyaman. Maka patut rasa bahagia dalam diri kita dipertanyakan.

Jangan memang. Kita hanya tanah yang diberi nafas. Tak baik seperti itu. Mereka punya rezeki sendiri. Kita juga demikian.

Tak perlu membandingkan dengan apa yang kita lihat lebih. Jangan sekali-kali kita iri atau marah pada hidup yang begini-begini saja.

Ingat. Tuhan maha penyayang. Tuhan maha baik. Tuhan maha besar. Ia tak mau hambanya terlambat dan terlantar dalam kemusnahan duniawi.

Segala perkara yang kita alami setiap hari pasti ada jalan keluar. Karena setiap pintu pasti ada kunci. Tidak ada orang bangun rumah dengan pintu lalu tidak ada kunci. Itu mustahil.

Semua roda kehidupan ini adalah pintu. Kita tinggal mencari dan menemukan kunci yang layak agar cocok dengan pintu itu.

Lalu, jangan memaksa keadaan. Kita sebagai manusia yang punya perasaan kadang kala memaksa keadaan. Tak mau terima jika kurang dan mau lebih dari orang lain.

Percaya saja. Pikiran seperti ini akan memusnahkan kebahagiaan kita hingga akhir hidup. Mulai sekarang. Hilangkan. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terungkap, Mahasiswi di Ruteng Gantung Diri karena Putus Cinta, Tinggalkan Wasiat dalam Buku Diary

Narasi Gelisah Pembangunan Puskesmas Mok: Gatal di Kaki Garuk di Kepala

KISAH CINTA PAULUS: SOPIR OTO KOL RUTENG-ELAR