Cerpen Mahasiswa Unika Ruteng KKN ke Elar Manggarai Timur: Jaringan Internet dan Jalan Rusak Santapan Cinta LDR



Caption Foto: Ilustrasi/Sumber: Kompas.com
Oleh: Rober Jemali 

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Pendidikan diberikan dengan secara nyata untuk turut membantu memecahkan masalah masyarakat berdasarkan kompetensi keilmuan masing-masing peserta KKN.

Satu hal yang paling sulit adalah pemilihan tempat untuk KKN. Karena ini adalah bukan hal yang mudah. Banyak hal yang harus diperhatikan dengan baik.

Seperti cerita KKN dari Mahasiswa Unika Santu Paulus Ruteng berikut ini. Sebelum memulai cerita, saya terangkan, kalau ini cuma cerpen ya. Bukan kisah nyata.

Kisah berawal ketika Yuni bersama teman-teman lainnya yang merupakan anak mahasiswi semester 6 dari Kampus Unika Ruteng Kabupaten Manggarai pergi melaksanakan KKN ke salah satu wilayah di Kecamatan Elar kabupaten Manggarai Timur.

Semua barang perlengkapan KKN sudah disiapkan dengan baik. Dan tibalah waktu keberangkatan menuju Elar. Perjalanan menuju Elar bukan hal yang mudah.

Jalan rusak dan jaringan internet akan menjadi tantangan besar Yuni bersama teman-teman lainnya. Bahkan, Yuni tak pernah membayangkan jika perjalanan ke sana seburuk itu.

Jalan menuju Elar serasa dibayar untuk pargoy di acara kondangan. Kita akan berjoget setiap kali mobil/oto kol memutarkan lagu andalan. Ya tidak jauh dari lagu gara-gara mama Sindi atau nenggo Mukun.

Disamping kiri dan kanan jalan, mata Yuni dan teman-teman dihiasi oleh rumput liar yang tingginya mengelabuhi ukuran mobil atau oto Kol dalam bahasa Manggarai.

Setelah melewati perjalanan yang tidak gampang, sampailah Yuni dan teman-temannya di tempat tujuan KKN mereka. Suasana baru menyambut hangat. Orang baru, muka baru, keluarga baru dan hawa cuaca baru seakan menyatu dengan mereka.

Ceritanya, Yuni adalah anak yang berbeda dari yang lainnya. Dia anaknya selalu khawatir. Apa-apa harus dikabarkan ke orang tua. Terutama pacarnya.

Huh! Jarak dan waktu memang membunuh semua kerinduan Yuni. Ditambah lagi jaringan internet yang belum dijangkau. Yang parahnya lagi, Yuni lupa memberi tahu pacarnya jika mereka KKN ke daerah yang tidak ada jaringan internet dikarenakan sebelumnya dia tidak tahu.

Yano pacar Yuni mulai karuan. Posisi Yano saat itu sedang di Bali. Berbeda nasib dengan Yuni. Karena Yano harus bekerja. Tak lanjut kuliah. 

Hari-hari sebelum Yuni berangkat, keduanya tak lupa memberi kabar. Hampir tiap malam harus video call. Apalagi mereka sudah dua tahun LDR. Palingan, Yano pulang kampung di Manggarai saat perayaan natal saja.

Sebagai anak Kampung, terlalu jauh menuntut kesetaraan infrastruktur telekomunikasi. Begitulah kira-kira Yuni bergumam dalam hati saat mengetahui jika di Elar tak miliki jaringan internet yang baik.

Saat malam tiba, Yuni yang harusnya memberi kabar ke orang tua dan pacarnya, sudah tidak lagi, seakan sudah dipatahkan kerinduannya. 

Jaringan ada. Namun bukan untuk wilayah yang mereka tinggal. Jika ingin mendapatkannya, harus mendaki bukit mencapai gunung. Daerahnya pun jauh.

Belum lagi beberapa telpon masuk yang tidak sempat diangkat, SMS yang tidak kunjung dibalas, centang biru, ke centang biru tanpa balasan. Kekasih Yuni di Bali. Keduanya dipukul jaringan internet dan jarak yang demikian panjang.

Persoalan itu tidak membuat usaha Yuni Pupus. Tanpa mengurangi sedikit wujud kesetiannya. Yuni bertanya kepada orang-orang di lokasi KKN mereka, kira-kira dimana tempat untuk bisa mendapatkan jaringan internet. Yah paling tidak bisa melepas kerinduannya.

Rano. Bapak tua di sana menunjukkan arah ke tempat dimana ada jaringan. Sehabis kegiatan KKN sepulang gereja, Yuni beranikan diri ke sana untuk menelfon Yano dan membalas wa orang tuanya.

Setelah mendapatkan tempat dengan jaringan baik. Yuni langsung menelpon Yano. Tepat sekali. Hari itu hari Minggu. Yano libur. Yuni juga sudah pulang misa.

"Nana, Rindu"
"Kapan libur, Nana sayang?"

Begitu kira-kira inti dari SMS dan rentetan chat dari Yuni ke Yano. Selain SMS, mereka juga saling menelpon. Hingga jam menunjukkan pukul 15:30. Saatnya Yuni kembali ke rumah penginapan. 

Satu hal penting yang disampaikan Yuni adalah memberitahu Yano jika dirinya KKN ke lokasi yang susah jaringan. Sehingga kini hati Yano tak karuan lagi. Dia sadar dan paham akan posisi Yuni.

Bagi Yano, tentang pulang memang gampang diucap. Persoalannya, saat ingin beranjak pergi, langkah kaki seolah berat, perlu pikir dua kali. Karena dia sudah berjanji untuk membahagiakan Yuni di masa depan.

Dalam hati Yano memanjat selarik bait puitis berikut: Ada beribu rindu untukmu Yuni Cantik. KecantikanMu, memang sungguh aduhai. Sangat Cantik. Konsep cantik merupakan sesuatu yang relatif. Begitupun yang diamini pendongeng cerita ini.

Cantik sungguh sangat relatif, ada yang meneropong dari sifat-tingkah laku, ada yang melihat segi intelektual-relasinya, dan sedikit pengakuan dari banyaknya yang melihat dari bentuk tumbuh dan paras.

Sedangkan Yuni, bak paket yang komplit. Sudah cantik, anggun, sopan, berbudaya. Lembut dalam bertutur, terukur, selalu terjaga. Tatapan tajam dari mata coklatnya dengan lembut menatap mencari kejujuran sebelum dia kembali memastikan bahwa tingkah kekasihnya pantas dimaklumi.

Kira-kira begitulah ceritanya. Satu pesan kita ambil. Usaha untuk membunuh jarak itu sulit. Tapi bagaimana kita harus tetap setia pada pasangan meski jarak melanda.

Tamat. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terungkap, Mahasiswi di Ruteng Gantung Diri karena Putus Cinta, Tinggalkan Wasiat dalam Buku Diary

Narasi Gelisah Pembangunan Puskesmas Mok: Gatal di Kaki Garuk di Kepala

KISAH CINTA PAULUS: SOPIR OTO KOL RUTENG-ELAR