Puisi-Puisi Sakit Tak Berdarah



Rindu Yang Berlalu

Di hamparan langit biru

Ku lihat bintang berkelap-kelip

Menyinari malam yang sunyi

Menyampaikan pesan cinta yang tulus

Dengarlah riuh gemuruh alam

Suara angin yang berbisik lembut

Menyentuh hati yang resah

Mengusir sepi yang datang menghampiri

Pada setiap detik yang berlalu

Ku rindu akan senyumanmu

Yang mampu menerangi hari-hariku

Seperti mentari yang bersinar terang

Cinta bagai bunga yang mekar

Indah namun rapuh dalam peluk

Biarkanlah ia tumbuh dengan sendirinya

Di taman hati yang penuh kasih

Puisi 2

Melepas Rasa Dalam Hati

Bulan tak lagi bersinar

Mentari telah meredup

Terungkap mata yang berbinar

Terbayang hati untuk memeluk

Andai aku menyadari

Semua yang telah terungkap

Aku tak sampai hati

Memelukmu penuh harapan

Hanya angan dalam hati

Terbayangkan yang telah pergi

Betapa rapuh tuk berkata

Bahwa hati masih mencintai

Puisi 3: Relung Hati

Di akhir penantianku yang tak berujung

Kini kau hadir dengan sepucuk pengharapanmu

Kau yakinkan aku dengan berjuta kata indahmu

Berharap akulah dambaanmu

Malam yang datang semakin perlahan

Menghiasi pikiran yang semakin kabut

Menahan penantian yang tak pasti

Membawaku ke dalam sebuah angan-angan

Penantian yang tampak pada paras

Membuatku terdiam tanpa bersuara

Kisah yang selalu ada kini meredup

Biarkan malam yang menjaga ceritanya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terungkap, Mahasiswi di Ruteng Gantung Diri karena Putus Cinta, Tinggalkan Wasiat dalam Buku Diary

Narasi Gelisah Pembangunan Puskesmas Mok: Gatal di Kaki Garuk di Kepala

KISAH CINTA PAULUS: SOPIR OTO KOL RUTENG-ELAR