Oleh: Rober Jemali
Menjalani hubungan pacaran dengan Mahasiswi adalah bukan hal yang mudah.
Kita akan menemukan berbagai momen yang sebenarnya tak pernah kita rencanakan. Terkadang juga harus menerima perpisahan di ujung cerita.
Seperti kisah Enu Maria dengan Sopir Travel Reo-Ruteng, Nadus namanya.
Enu Maria adalah seorang mahasiswi semester akhir di Unika Ruteng. Salah satu kampus Katolik favorit anak-anak Manggarai.
Dua bulan hubungan mereka berjalan mulus.
Satu kisah manis yang tak mudah dilupakan adalah perjumpaan perdana di halte kampus.
Perjumpaan itu dihiasi gerimis kecil. Tau kota Ruteng toh?
Dingin menusuk jeket hitam milik Nadus.
Sedangkan Enu Maria bermodalkan baju kaus.
Mau tak mau, Nadus dengan lapang dada memberi jeketnya kepada Enu Maria. Lantaran gerimis yang tak kunjung henti.
Di halte seberang jalan. Yah di situ tempatnya.
Segala aroma cinta sore itu tercium hingga gang Israel di Tenda.
Biasalah. Namanya juga jumpa pertama dalam bercinta.
Semua gerak-gerik Nadus sudah terbaca oleh Enu Maria.
Selang dua menit setelah Nadus memberikan jeketnya, Enu Maria mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celana.
Terlihat seperti gelang. Ya Gelang warna hitam dihiasi beberapa warna lain. Kelihatan keren.
Enu Maria memberikannya kepada Nadus.
Nadus dengan berat hati menerimanya.
Hampir saja mau dikembalikan ke saku oleh Enu Maria.
Sambil menerima, Nadus berjanji akan menjaga perasaan Enu Maria hingga kapan pun.
Hampir tiap hari, tiada henti Enu Maria memberikan kabar kepada Nadus.
Apalagi jika Nadus ada taxi ke Ruteng, pasti Enu Maria pesan bawakan ikan Cengkalang dari Pota.
Usai hantar penumpang, Nadus sempatkan diri ke kos Enu Maria untuk memberi pesanannya.
Namun, takdir seakan merobohkan mimpi Nadus.
Menjalani bulan ketiga. Saat Enu Maria sibuk turun KKN di Lengko Ajang kabupaten Manggarai Timur.
Ini adalah awal mula renggangnya hubungan mereka.
Notif chattingan dari Enu Maria seakan mulai senyap.
Hilang kabar. Nadus pun mulai karuan.
Di telfon tak di angkat. Di SMS tak dibalas.
Pikiran Nadus tak lagi tenang.
Ditambah lagi sudah jarang dapat penumpang yang ke Ruteng.
Satu Minggu setelah Enu Maria hilang kabar, Nadus pesiar ke kota Ruteng.
Alasannya pergi jenguk adiknya yang sekolah di sana.
Tiba di Ruteng, Nadus berpikiran untuk mengunjungi kos Enu Maria.
Yah barangkali mereka sudah pulang KKN. Begitu perkiraannya.
Sampai di depan kos, dia melihat motor matic hitam.
Perasaan Nadus mulai kemana-mana. Lantaran hubungan mereka belum dinyatakan putus.
Apalagi Gelang dari Enu Maria masih ia simpan.
Saat hendak masuk ke area kos, Nadus dikejutkan dengan kehadiran seorang pria.
Badannya tinggi, agak ganteng dibanding dirinya.
Rambut air. Wah sempurna lah.
Pria itu bersama dengan Enu Maria. Di dalam kos berteman kopi pa'it dan pisang goreng.
Mereka sedang minum.
Nadus akhirnya kembali ke mobil. Ia coba menelpon Enu Maria.
Saat telfon diangkat dan Nadus bertanya sedang dimana, jawaban tidak masuk akal pun keluar dari mulut Enu Maria.
Katanya dia sudah di Bali. Tidak lanjut kuliah. Hanya sampai KKN.
Nadus sedih mendengarnya. Ia mematikan telepon.
Tanpa banyak bicara. Nadus seakan ditampar kenyataan.
Dalam hati ia merenung, "inilah yang namanya kalah di muka".
Setelah kejadian itu Nadus langsung membuang gelang pemberian Enu Maria.
Ia membuangnya di Wae Pesi usai pulang hantar penumpang.
Soal jeket yang ia berikan, Nadus berharap itu bisa menjadi kenangan indah mereka saat Jumpa Perdana di halte kampus Unika Ruteng. Tamat. ***
"Cerita ini hanya fiktif belaka. Ditulis saat paket internet kere. Semoga menghibur"
Komentar
Posting Komentar