Hati yang Lugu



Di sebuah desa kecil di pedalaman, hiduplah seorang gadis bernama Lina. Lina adalah seorang yang lugu dan polos. Dia memiliki hati yang begitu tulus, seperti sehelai kain putih yang belum tergores oleh warna apapun.

Setiap pagi, Lina akan pergi ke hutan untuk mengumpulkan buah-buahan dan bunga-bunga liar untuk ibunya. Dia akan menyusuri lorong-lorong di antara pepohonan, sambil bernyanyi kecil dengan suara yang merdu. Baginya, hutan adalah tempat yang penuh keajaiban, di mana dia bisa bermain dengan kupu-kupu dan mendengarkan nyanyian burung.

Suatu hari, ketika sedang bermain di tepi sungai, Lina bertemu dengan seorang anak laki-laki yang mengenakan pakaian yang tampak mewah. Anak laki-laki itu bernama Rama, dia adalah putra seorang bangsawan yang sedang berburu di hutan. Rama terpesona oleh kepolosan dan kegembiraan Lina, dan mereka pun menjadi teman.

Lina dan Rama sering menghabiskan waktu bersama di hutan. Mereka bermain, tertawa, dan saling berbagi cerita. Rama terpesona oleh sederhana dan keindahan hati Lina, sementara Lina merasa senang memiliki teman yang bisa berbagi kebahagiaan dengan dia.

Namun, kebahagiaan mereka harus terganggu oleh kedatangan seorang pria jahat yang bernama Raden. Raden adalah seorang pemburu yang kejam, dan dia ingin mengambil alih tanah tempat tinggal Lina dan keluarganya. Dia tidak peduli dengan perasaan orang lain dan hanya ingin kekuasaan dan kekayaan.

Raden mencoba memaksa Lina dan keluarganya untuk meninggalkan tanah mereka, tetapi Lina menolak dengan tegas. Dia tidak ingin meninggalkan tempat yang sudah menjadi rumah dan tempat bermainnya. Raden marah dan mengancam akan mengusir mereka dengan paksa.

Merasa tidak tega melihat Lina dan keluarganya dalam bahaya, Rama berusaha membela mereka. Dia berbicara dengan ayahnya dan mengungkapkan bahwa tindakan Raden tidaklah benar. Ayah Rama, yang juga seorang bangsawan yang baik hati, akhirnya setuju untuk membantu Lina dan keluarganya.

Dengan bantuan dari ayah Rama, Raden akhirnya dihadapkan pada hukuman yang pantas atas tindakannya. Lina dan keluarganya pun dapat terus tinggal di tanah mereka tanpa takut akan ancaman lagi.

Setelah semua kejadian itu, Lina dan Rama tetap menjaga persahabatan mereka. Meskipun dunia bisa jadi keras dan kejam, hati yang lugu dan tulus seperti milik Lina selalu menemukan kebaikan di setiap sudutnya. Dan di desa kecil itu, kepolosan Lina menjadi cahaya yang terang bagi semua yang mengenalinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terungkap, Mahasiswi di Ruteng Gantung Diri karena Putus Cinta, Tinggalkan Wasiat dalam Buku Diary

Narasi Gelisah Pembangunan Puskesmas Mok: Gatal di Kaki Garuk di Kepala

KISAH CINTA PAULUS: SOPIR OTO KOL RUTENG-ELAR