Dalam Cahaya Senja



Di sebuah kota kecil yang terhampar di tepi pantai, hiduplah seorang gadis remaja bernama Maya. 

Maya adalah gadis yang penuh semangat dan selalu penasaran dengan segala hal di sekitarnya. 

Dia memiliki rambut panjang berwarna cokelat dan mata yang selalu berbinar seperti bintang di langit malam. 

Setiap hari setelah pulang sekolah, Maya akan pergi ke tepi pantai untuk menikmati indahnya matahari terbenam. Dia merasa ketenangan saat melihat ombak yang tenang dan langit yang berwarna oranye keemasan. Saat itulah, dia merasa bisa membebaskan pikirannya dari segala kekhawatiran dan tekanan.

Suatu hari, di saat Maya sedang duduk di pantai sambil memandangi cahaya senja, dia melihat sesosok laki-laki muda yang berjalan sendirian di tepi pantai. Laki-laki itu tampak seperti sedang memikirkan sesuatu dengan serius. Maya merasa penasaran dan akhirnya memutuskan untuk mendekatinya.

Lagi apa, kak?" tanya Maya dengan ramah.
Laki-laki itu menoleh dan tersenyum, Hanya sedang mencoba merenungkan beberapa hal."
Maya duduk di sebelahnya, dan mereka pun mulai berbicara. Laki-laki itu bernama Adam, dan dia baru saja pindah ke kota kecil itu untuk melanjutkan studinya di sekolah setempat. Maya dan Adam mulai bertukar cerita tentang kehidupan mereka, mimpi-mimpi, dan keinginan mereka di masa depan.

Seiring berjalannya waktu, Maya dan Adam semakin dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama di pantai, menikmati cahaya senja yang mempesona dan berbagi cerita tentang segala hal. Maya merasa bahwa dia telah menemukan seseorang yang benar-benar mengerti dirinya, seseorang yang membuatnya merasa bahagia.

Namun, kebahagiaan mereka harus diuji ketika Adam mengungkapkan bahwa dia harus pindah lagi karena pekerjaan ayahnya. Maya merasa sedih dan kecewa, tapi dia tahu bahwa dia tidak bisa menahan Adam untuk tetap tinggal di kota kecil itu.

Pada hari perpisahan mereka, Maya dan Adam kembali ke tepi pantai. Mereka duduk berdampingan, menatap cahaya senja yang mulai memudar.

Aku akan merindukanmu, Maya," ucap Adam pelan.Dan aku juga akan merindukanmu, Adam," balas Maya sambil meneteskan air mata.
Meskipun perpisahan itu menyakitkan, Maya tahu bahwa dia akan selalu mengingat semua kenangan indah yang mereka bagikan bersama. 

Di dalam hatinya, cahaya senja akan selalu menjadi simbol persahabatan dan cinta yang mereka miliki. Dan Maya, gadis remaja yang penuh semangat, akan terus melangkah maju dengan harapan dan impian yang baru.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terungkap, Mahasiswi di Ruteng Gantung Diri karena Putus Cinta, Tinggalkan Wasiat dalam Buku Diary

Narasi Gelisah Pembangunan Puskesmas Mok: Gatal di Kaki Garuk di Kepala

KISAH CINTA PAULUS: SOPIR OTO KOL RUTENG-ELAR