Ruteng: Fenomena Bunuh Diri dan Kota Seribu Biara, Serem!!



Kota Ruteng adalah salah satu kota yang berada di bagian barat Pulau Flores tepatnya di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. 

Ruteng  dijuluki sebagai Kota Seribu Biara dan Kota Seribu Gereja. Saking banyaknya biara di Kota Ruteng, banyak orang akhirnya menjuluki kota ini dengan kota seribu biara.

 Namun tak disangka dibalik julukannya sebagai "Kota Seribu Biara" kota Ruteng nyatanya punya aura mistis. Hampir setiap tahun selalu ada kasus bunuh diri. 

Mengapa banyak sekali kasus bunuh diri yang terjadi di Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur?

Ada beberapa hal yang menjadi perhatian soal fenomena bunuh diri sebagai wabah senyap di Manggarai dan sekitarnya.

Di mana pemerhati masalah sosial dari Unika Indonesia St. Paulus Ruteng mengungkapkan, pertama, bunuh diri di wilayah Manggarai dan sekitarnya bisa menjadi fenomena prevalen yang sudah jelas merupakan bagian perilaku menyimpang.

Dari sudut pandang patologi sosial, sebagai perilaku menyimpang. Wabah ini merupakan akumulasi dan ekskalasi dari mata rantai beberapa masalah lain.

Masalah, seperti beban ekonomi, beban sosial budaya, rendahnya refleksi moral dan pengenalan identitas dari, beban stress, rendahnya kontrol sosial, dan bisa juga karena terpapar propaganda media sosial, serta rendahnya sikap kritis

Mata rantai masalah ini memiliki keterhubungan yang erat satu dengan yang lain. Satu masalah bisa menjadi pemicu bagi munculnya masalah lain.

Tindakan bunuh diri bisa terjadi ketika seseorang tidak lagi dapat mengatasi masalah dengan rasional dan lantas begitu cepat mengambil jalan pintas (by pass way) untuk menyelesaikannya.

Kedua, pelarian kasus bunuh diri yang sudah menyentuh dua digit (belasan kasus di Manggarai dan Manggarai Barat), menggambarkan bahwa adanya motif berjamak.

Dengan motif beragam ini, maka memang penyelesaiannya tidak boleh parsial dan fragmentaris.

Pendekatan pemecahanya harus lebih komprehensif dan holistik dari sisi akar penyebab sampat akibat ditimbulkan dari kasus tersebut.

Misalnya, bisa saja motif awal dan utamanya adalah murni masalah ekonomi. Pada fase motivasi awal ini sebenarnya hanya ada potensi, dan belum ada keputusan untuk melakukan bunuh diri.

Namun, ketika didukung oleh rendahnya refleksi moral, minimnya pengenalan identitas diri, dan kuatnya penetrasi propaganda media yang tidak didukung dengan sikap kritis, maka mengarahkan seseorang yang bermasalah untuk dengan cepat mengambil jalan pintas seperti tindakan bunuh diri.

 Dan, ketiga, fenomena senyap bunuh diri butuh penyelesaian yang cepat dan segera. Pihak pemerintah, masyarakat dan gereja, sekolah dan perguruan tinggi, perlu duduk bersama untuk melakukan kajian dan dialog terkait masalah ini.

Penyelesaian yang komprehensif dan holisitik tidak bisa tidak, sangat membutuhkan keterlibatan dan komitmen para pihak.

Selain upaya yang sifatnya makro, misalnya peningkatan kesejahteraan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah, juga kegiatan dalam skala mikro, misalnya melibatkan pada psikolog dan religius, biarawan/wati, untuk terjun ke sekolah-sekolah demi memberi pembinaan mental, iman dan moral.

Para akademisi di perguruan tinggi bisa dilibatkan dalam gerakan literasi dan edukasi media sejak dini.

Pemerintah dan gerja bisa bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat/umat untuk melakukan identifikasi, prevensi dan mitigasi bagi pribadi-pribadi yang berpotensi melakukan tindakan bunuh diri.

 Berikut ada beberapa kasus pada tahun 2022-2023 yang dihimpun JurnalFlores dari beberapa media terpercaya. Kasus berikut ini sesuai pemberitaan di beberapa media:

1. Dua orang pemuda asal Desa Rai, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai yang menghilang dari rumah sejak tanggal 3 November 2020 sudah ditemukan tak bernyawa di dasar jurang yang curam di Watu Benta di Desa Tengku Lese, Kecamatan Rahong Utara, Sabtu (7/11/2020).

Adapun identitas kedua korban itu yakni Febrianus Rahang (22) warga Rai Waso, Desa Rai, Kecamatan Ruteng dan Andreas Selamat (23) warga kampung Rai Cehet, Desa Rai, Kecamatan Ruteng.

 2. Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berinisial GTS ditemukan tewas di kamarnya, Kamis (16/2/2023). GTS ditemukan tak bernyawa dalam kondisi tergantung.

 3.  Selanjutnya ada Warga Kecamatan Langke Rembong, Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Pulau Flores mendadak buat geger.

 Seorang pria dewasa VL (27) diitemukan tak bernyawa oleh kakak kandungnya, HR di dalam kediamanya, Senin  11 Juli 2022 sekitar pukul 12.30 Wita.

 4.  Terjadi pula pada Kamis, 24 November 2022 lalu sekitar pukul 05.00 wita, personel Bhabinkamtibmas Polres Manggarai Bripka Fransiskus X.N. Janggur Bhabinkamtibmas kec. Ruteng, Kab. Manggarai,mendatangi TKP gantung diri di Dusun Nterlango Desa Poco Likang dengan korban an. Agustinus Nangkur, laki-laki,40 tahun.

 5. Seorang  remaja berinisial MS (23), warga kampung Coco Sangge, Desa Bangka Kendala, Kecamatan Wae Rii, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggegerkan warga setelah ditemukan meninggal dunia dalam keadaan gantung diri di pohon mangga.

 Itulah Ruteng, kota seribu biara yang nyatanya punya aura mistis yang kental. Jadi tak heran jika tiap tahunnya banyak kasus bunuh diri.***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terungkap, Mahasiswi di Ruteng Gantung Diri karena Putus Cinta, Tinggalkan Wasiat dalam Buku Diary

Narasi Gelisah Pembangunan Puskesmas Mok: Gatal di Kaki Garuk di Kepala

KISAH CINTA PAULUS: SOPIR OTO KOL RUTENG-ELAR