Mengulas Loke Nggerang: Gendang dari Kulit Manusia, Kisah Kemenangan Raja Todo di Manggarai NTT



Kisah Loke Nggerang (Gendang dari Kulit Manusia) ini diceritakan kembali oleh tetua adat Kampung Todo Agustinus Jegabut, di Niang Todo, kepada Jurnal Flores, beberapa waktu lalu.

Agustinus bertutur, konon, sebelum tahun 1111 di Kecamatan Ndoso Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur, hiduplah seorang putri cantik yang dikenal dengan nama Loke Nggerang.

Kecantikannya tak tertandingi saat itu. Ikhwal , kecantikan Loke Nggerang rupanya tersiar hingga ke telinga Raja Bima di Nusa Tenggara Barat, Raja Todo di Manggarai NTT, bahkan terdengar hingga kerajaan Goa di Sulawesi Selatan.


Singkat cerita, kemolekan gadis Manggarai Barat atau Loke Nggerang ini, menjadikan ke-tiga Raja itu berniat menjadikannya sebagai permaisuri kerajaan.

Selanjutnya niat dari para raja itu pun akhirnya sampai ke telinga sang gadis molek Loke Nggerang.

Sayangnya, kerajaan ketiga ini besaing dengan tidak sehat untuk memperebutkan tanah sekaligus putri cantik tersebut.

Selanjutnya, para raja mengutus perwakilan mereka untuk saling bertemu dan merumuskan peraturan persaingan yang sehat di Manggarai Flores NTT.

“Setelah mereka saling curiga dalam bersaing, mereka sempat berkonflik. lalu diadakan komitmen untuk menghentikan masalah ini dengan satu fokus solusi, yaitu siapa yang bisa ditangkap dan nikahi gadis cantik ini, dialah yang berhak jadi Raja di Manggaai,” tutur Agustinus Jegabut.

Raja Todo yang kala itu mengetahui keberadaan wanita cantik tersebut langsung mencari dan mendapatkannya di saat warga Kampung sedang tidur lelap.

“Raja Todo saat itu berniat menyudahi persaingan dengan dua kerajaan lain yang sama-sama memperebutkan wanita itu, alhasil membunuhlah si wanita ini dengan cara tertentu. Kulit gadis cantik itu di ambilnya untuk dibawah pulang. Sejak saat itu Todo memproklamirkan sebagai penguasa Manggarai sekaligus pemersatu kerajaan-kerajaan di sekitar,” tulisnya.

Kabarpun tersiar hingga ke telinga Raja Bima dan Raja Goa di Sulawesi Selatan bahwa, Loke Nggerang telah mati.


Seketika itu juga ketiga kerajaan tersebut mencoba untuk tidak lagi berkonflik. Peperangan pun dilarang.

Selanjutnya, ke-tiga Raja tersebut bersepakat untuk mengembalikan tampuk kerajaan Manggarai kepada Raja Todo.

Kini Gendang yang terbuat dari kulit gadis cantik Loke Nggerang itu masih ada dan bahkan masih tersimpan rapi di salah satu rumah adat atau Niang Todo di Desa Todo, Kecamatan Satarmese Utara, 45 Km dari Kota Ruteng, Ibukota Kabupaten Manggarai NTT. Kisah ini pun secara turun-temurun diwariskan orang tua di Todo kepada generasi berikutnya.***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terungkap, Mahasiswi di Ruteng Gantung Diri karena Putus Cinta, Tinggalkan Wasiat dalam Buku Diary

Narasi Gelisah Pembangunan Puskesmas Mok: Gatal di Kaki Garuk di Kepala

KISAH CINTA PAULUS: SOPIR OTO KOL RUTENG-ELAR