MAGDALENA DAN PASIR PANTAI MBOLATA, FILOSOFI KESENDIRIAN PALING SEMPURNA๐
Terik matahari siang itu sangat menancap pada body oto Kol.
Suasana jalanan yang berdebu nan membatu semakin menambah gaya goyang di atas mobil kayu atau oto kol.
Dalam oto kol terlihat Magdalena yang aduhai cantiknya, ternyata ia sedang mengadakan tour ke pantai Mbolata.
Aku bersama kawan-kawan tak lupa jua. Dari kampung yang lumayan jauh, kini keringat dan pusing pada kepala sudah terasa.
Di samping Magdalena ada temanKu, dan ia menyahut, "hay, salam kenal.siapa namaMu?".
Aku terus menatap perbincangan mereka. "Hay,namaKu Magdalena", jawab gadis berambut ombak itu.
Tanpa basa basi kawanKu itu langsung meminta nomor WA-nya. Huh,dalam hati Magdalena hanyalah hayalan semata.
Hahah,walaupun tak sempat kenalan, namun rasa untuk mengetahuiNya semakin melonjak kegirangan.hhh. Tak di sadari Magdalena secara cepat menatap kepadaKu, dengan cepat juga aku membalas dengan lambaian tangan dan senyum halus.
Sampailah di pantai Mbolata, kami menginjakan kaki di pasir halus nan lembut.
Magdalena dengan baju kuning mengkilat turun dari oto kol dengan penuh senyum senyam.
Apakah temanKu sudah chat di WA? , pertanyaan yang sungguh membuatKu mati gaya denganNya.
"Hay,NamaKu Rehan",sahutKu penuh percaya diri kepada Magdalena yang sedang sendiri dan sambil bermanja dengan ombak pantai.
"Hay,Aku Magdalena", jawabnya sentak . Sikap dingin dan Numb sudah di rasakan memang.
Tetapi apalah daya, karena ada gairah yang membungkam, terpaksa harus kenalan,hhhh, memang begitulah awal-awal selalu malu.
"Bisakah temani aku bermain bersama ombak di sini?",ajak Magdalena.
Wah kini aku rasa Magdalena bukan lagi hayalan, namun kenyataan. Dengan gesit aku menjawab,"ya, tentu saja bisa".
Dengan nyiur angin pantai yang bersahabat ,kami tak pernah bosan untuk menyambut ombak yang datang dan pergi, sambil berkenalan lebih dalam dengan Magdalena.
Ia pun mulai bertanya-tanya tentang keadaan hati yang kosong ini, hehe.
"Apakah Enu sudah ada yang punya?" ,tanyaKu penuh percaya diri.
Ia tersipu malu dan tersenyum manis, mungkin saja dalam hatinya sedang banyak jawaban yang sedang berlomba untuk mengungkapkan, karena kawanKu tadi sudah pertama berkenalan dan mungkin saja mereka sudah bercanda manis di WA.
Huh, pikiranKu kemana-mana,sampai ke ujung pasir yang terdalam.haha.
"Nana, dalam lautan, akan ada satu biji pasir yang sendirian dalam semak di dasar lautan. Nana pikir pahami saja kata-kata itu".
Ia menjawab penuh percaya diri yang dimana memberikan perumpamaan yang mendalam.
Lewat kata-kata itu aku sentak berpikir panjang.
"Baiklah enu, aku mengerti itu", aku menjawabNya dengan berat hati karena aku berpikir jawabnya itu adalah hanya ingin sendiri sementara waktu.
Aku sadari itu dan tidak apa-apa juga bila sedang menunggu kawanKu itu.
Perut sudah berbunyi, waktunya bersantap siang pada lembutnya pasir pantai Mbolata.
Angin-angin yang datang semakin menambah enakNya ikan kering sebagai lauk atau pareng.
Aku lihat Magdalena di seberang dengan penuh pikir ,entah mengapa ia menjawab seperti tadi.
Tapi entahlah ,masing masing orang punya hak memilih hidup pada bumi ini.
Yang baik-baik saja dan tidak menyakiti orang lain. Lakukan yang anda cintai dan cintai apa yang anda lakukan.
............
๐๐ฒ๐ฟ๐ฝ๐ฒ๐ป ๐๐ป๐ฎ๐ธ ๐๐ฎ๐บ๐ฝ๐๐ป๐ด✍︎
๐๐๐๐ฃ๐๐๐ฃ,10 ๐
๐๐ฃ๐ช๐๐ง๐~23
RoberJemali๐น
Komentar
Posting Komentar