π—”π— π—¨π—žπ—”π—‘ π—¦π—˜π— π—˜π—¦π—§π—” 𝗔π—ͺπ—”π—Ÿ π—˜π—£π—œπ—¦π—’π——π—˜☹︎


Layang-layang itu terbang kian kemari,
Jemari sang pembuat susah ubah arah layangan
Teringat amukan tahun itu,
Mencubit-cubit bumiKu

Serempak daun daun patah pada dahan,
Tanah-tanah retak pada porosnya
Sungai-sungai mengamuk minta air
Nan Bumi menangis minta kenyamanan

Anak manusia tertawa pada 1 Januari
Anak manusia terbahak tak karuan
Anak manusia hilang raga untuk bangkit
Anak manusia ombang-ambing oleh amukan

Oh semesta yang muak,
Masih kah ada ketenangan itu?
Masih kah ada bilur-bilur air bagi sungai
Kami hilang arah untuk berdandan diri

Awal episode ini tak seindah dulu
Awal episode ini tak seelok dulu.
Namun tanpa keindahan ia cantik,
Namun tanpa keelokan ia damai.

Untuk Amukan semesta ini,moga berlalu
Bunyi-bunyi atap yang menua kian muncul
Kayu-kayu patah, akhir mati muda
Makin kesini, Makin riuhNya ramai

Apakah cakrawala telah pamit,
Janganlah hampa BumiKu.
Kembalilah pada kami,
Kau yang diam,Nan damai.
.....................✍︎

𝑹𝒐𝒃𝒆𝒓 π‘±π’†π’Žπ’‚π’π’ŠπŸ‚
π‘΄π’ƒπ’†π’π’ˆπ’‚π’,2π‘±π’‚π’π’–π’‚π’“π’Š~~π‘²π’–π’“π’”π’Šπ‘»π’–π’‚☺︎︎

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terungkap, Mahasiswi di Ruteng Gantung Diri karena Putus Cinta, Tinggalkan Wasiat dalam Buku Diary

Narasi Gelisah Pembangunan Puskesmas Mok: Gatal di Kaki Garuk di Kepala

KISAH CINTA PAULUS: SOPIR OTO KOL RUTENG-ELAR