π™±π™°π™½π™Άπ™Ίπ™Έπšƒ 𝙱𝙰𝙢𝙸 π™½π™΄π™Άπ™΄πšπ™Έ

Dalam relung timbul ilmu yang menumpuk,
Melekat dalam setiap detak jantung nan darah daging.
Sepoi-sepoi  angin lalu memicuKu tuk berkreasi demi negeri ini.
Mata penuh nanah tak halang mimpiKu,
Mimpi dan seni yang kemarin muak nan murka pada bumiKu
Mungkin ini yang baru, tak fikir yang lalu.
Ada mimpi besar dalam benak tuk berkreasi,
Mengukir segenap asa dan mimpi yang tertidur dalam raga.
Walau musim menghantui, tak surut tuk memulai
         Ingin hati menoleh, kabut telah pekat memikat sukma
         Mengejar segala  ilmu-ilmu yang terbang tinggi.
         Lupakan lara yang membakar dengan doa yang menjalar
Selama bumi ini ada, aku ingin di sana,
Berdiri, teriak, nan puji-pujian bagi Tuhan.
Raga, asa, nan fikiran berjalan selamaNya bagi negeri ini
          Walau wabah merajalela dimana-mana, 
          Namun raga tak mati oleh keadaan yang melara.
          Walau jalan sempoyongan penuh darah, tetaplah indonesia 
         yang ku cinta.
 Teruntuk negeri yang ku cinta, semoga lekas membaik
Anak-anak desa penuh juang memimpikan diriMu pulih
Setiap kekuranganMu adalah mimpi buruk bagi anak muda
          Tetaplah kuat negeriKu,
          Berjuang dalam keadaan mati raga tak lah apa-apa.
          Tetaplah bangkit ibu pertiwiKu, demi anakMu nanti
Buanglah gundah yang menunda,
Pulihkan kembali tanah yang subur ini
Yakinlah ada harapan baik setelah air mata yang luka para.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terungkap, Mahasiswi di Ruteng Gantung Diri karena Putus Cinta, Tinggalkan Wasiat dalam Buku Diary

Narasi Gelisah Pembangunan Puskesmas Mok: Gatal di Kaki Garuk di Kepala

KISAH CINTA PAULUS: SOPIR OTO KOL RUTENG-ELAR