Antara Dureng dan Politik Kelabu Awal Periode: Jangan Baper Bahas Politik, Berat. Sambil Ketawa Saja
Oleh: Rober Jemali
Akhir-akhir ini hujan melanda beberapa daerah di Indonesia, tak terkecuali seluruh kabupaten Manggarai.
Orang Manggarai Tengah bilang ini adalah "Dureng" dimana musim hujan tiada henti di siang maupun malam.
Hujan memang identik datang di akhir bulan 2 hingga berlanjut ke bulan April. Namun ini hanya perkiraan, semoga saja cepat reda.
Di sela-sela keramaian air hujan yang turun, biasanya akan berkumpul orang tua, anak muda hingga politisi rumahan.
Tak jauh dari membahas politik yang semakin ke sini semakin menjadi-jadi.
Seperti kita ketahui bersama, belum lama ini para pemegang kursi kabupaten, provinsi hingga kepala negara sudah diumumkan.
Mereka berhasil meraup suara lewat blusukan luar biasa di tengah masyarakat.
Namun, bukan langkah yang muda saudaraKu. Sebelum meraup suara itu mereka menabur janji-janji hingga ke pelosok daerah.
Merunduk sambil membagi amplop, ya barangkali ada yang seperti itu, berbahagialah kalian.
Tetapi kini kalian sudah bebas. Bebas dari perjalanan jauh mencari suara meski tak kembali membawa janji itu.
Kini kau tampak gagah dengan jas hitam. Meskipun kami rakyat kecil menanggung visi dan misi yang kau janjikan.
Memang, bicara soal politik itu berbicara tentang ketidakpastian. Mereka para politisi bahkan akan bahagia jika masyarakat mempercayai kata-kata yang mereka ucapkan.
"Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang artinya negara. Dalam arti luas, politik adalah suatu aktivitas yang dibuat, dipelihara, dan di gunakan untuk masyarakat untuk menegakkan peraturan yang ada di dalam masyarakat itu sendiri".
Kalau melihat arti ini, banyak melawan arus. Masyarakat yang banyak menanggung segala kecurangannya.
Coba Melihat Polarisasi Politik dan Dampaknya Terhadap Masyarakat
Polarisasi politik merupakan fenomena yang terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia.
Polarisasi politik ditandai dengan adanya perbedaan pendapat yang tajam antara kelompok-kelompok politik, sehingga sulit untuk mencapai konsensus.
Polarisasi politik dapat berdampak negatif terhadap masyarakat, seperti meningkatnya konflik sosial, menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dan terhambatnya pembangunan.
Penyebab Polarisasi Politik
Penyebab polarisasi politik dapat bermacam-macam, antara lain:
* Perbedaan ideologi: Kelompok-kelompok politik memiliki ideologi yang berbeda, sehingga sulit untuk mencapai kesepakatan. Misalnya, perbedaan ideologi antara kelompok nasionalis dan kelompok agama.
* Perbedaan kepentingan: Kelompok-kelompok politik memiliki kepentingan yang berbeda, sehingga sulit untuk mencapai kompromi. Misalnya, perbedaan kepentingan antara kelompok pengusaha dan kelompok buruh.
* Perbedaan cara pandang: Kelompok-kelompok politik memiliki cara pandang yang berbeda, sehingga sulit untuk memahami posisi masing-masing.
Misalnya, perbedaan cara pandang antara kelompok yang pro-pemerintah dan kelompok yang anti-pemerintah.
Dampak Polarisasi Politik :
Dampak polarisasi politik dapat bersifat negatif maupun positif. Dampak negatif polarisasi politik antara lain:
* Meningkatkan konflik sosial: Polarisasi politik dapat menyebabkan terjadinya konflik sosial, seperti demonstrasi, kerusuhan, dan kekerasan. Konflik sosial dapat menimbulkan kerugian materi dan korban jiwa.
* Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah: Polarisasi politik dapat menyebabkan masyarakat tidak percaya terhadap pemerintah.
Hal ini dapat menghambat proses pembangunan, karena masyarakat tidak mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah.
* Terhambatnya pembangunan: Polarisasi politik dapat menghambat pembangunan, karena masyarakat tidak fokus pada pembangunan, tetapi lebih fokus pada konflik politik.
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Polarisasi Politik
Upaya pencegahan dan penanggulangan polarisasi politik perlu dilakukan untuk menghindari dampak negatif yang ditimbulkan. Upaya-upaya tersebut antara lain:
* Meningkatkan pendidikan politik: Pendidikan politik dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang politik, sehingga masyarakat dapat bersikap lebih rasional dalam menghadapi perbedaan pendapat.
* Memperkuat lembaga-lembaga demokrasi: Lembaga-lembaga demokrasi, seperti partai politik, media massa, dan lembaga swadaya masyarakat, dapat berperan dalam memoderasi perbedaan pendapat.
* Menciptakan ruang dialog dan komunikasi: Ruang dialog dan komunikasi dapat menjadi sarana untuk menjembatani perbedaan pendapat.
Polarisasi politik merupakan fenomena yang dapat berdampak negatif terhadap masyarakat.
Oleh karena itu, perlu upaya-upaya untuk mencegah dan mengatasi polarisasi politik.
Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga-lembaga demokrasi.
Ada satu komedian berkata "Jangan Baper Bahas Politik, Berat. Sambil Ketawa Saja"
Kiranya Tuan Melanjutkan. Salam Politik Indonesia
..........
Komentar
Posting Komentar